News & Research

Reader

Ekonomi RI Diprediksi Tetap Tumbuh 5% di Q1 2024, Rupiah Ditutup Menguat 2 Poin
Thursday, March 28, 2024       15:45 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah menguat sangat tipis terhadap dolar Amerika Serikat di akhir sesi perdagangan Maret. Pelaku pasar optimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2024 yang diperkirakan tetap mampu mencapai 5%.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (28/3) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp15.856 per dolar AS, menguat 2 poin atau 0,01% apabila dibandingkan Rabu sore (27/3) yang ditutup di level Rp15.858 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS menguat hari ini. "Fokus pelaku pasar saat ini tertuju pada data indeks harga PCE, ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada hari Jumat," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Tanda-tanda menurunnya inflasi kemungkinan besar akan memicu pelemahan terhadap dolar AS. "Mengingat hal tersebut meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal," ujar Ibrahim.
Bersamaan dengan data PCE, pidato terpisah dari Ketua Fed Jerome Powell dan anggota FOMC Mary Daly juga akan disampaikan pada hari Jumat, meskipun pasar akan tutup karena libur Jum'at Agung. Sinyal apa pun dari keduanya mengenai penurunan suku bunga akan diawasi dengan ketat, setelah pejabat Fed lainnya memberikan nada yang agak hawkish pada minggu ini.
Sebelumnya, Gubernur Christopher Waller memperingatkan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga, dengan alasan inflasi yang sulit dan ketahanan ekonomi AS.
Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 2024 diprediksi tidak jauh dari angka 5%. Ini membuat kurs rupiah bisa menguat sangat tipis di tengah penguatan indeks dolar AS hari ini.
"Penopang utama laju pertumbuhan ekonomi itu karena adanya efek pemberian komponen tunjangan kerja dan THR di momen hari raya Idul Fitri 1445 Hijirah yang jatuh pada tanggal 9 April 2024," ujar Ibrahim.
Sementara itu,harga beras semestinya sudah tidak terlalu tinggi lagi karena di bulan Maret sudah masuk musim panen raya dan puncak panen raya terjadi pada April 2024, sehingga harga beras akan kembali turun.
Dengan demikian dampak inflasi ini akan mengurangi daya beli masyarakat terutama untuk kelompok menengah ke bawah akan terjadi penurunan daya beli. "Namun, untuk kelas menengah atas akan relatif kuat dan tidak terlalu banyak terpengaruh oleh inflasi pangan sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi tahun ini," pungkas Ibrahim.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis, pemberian komponen tunjangan kinerja 100% pada tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 ASN berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi 2024. Pemberian komposisi tukin 100% ini merupakan upaya pemerintan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 5,2% year on year (YoY). (Adhitya)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM